widgets

Sabtu, 14 Desember 2013

Konseling Kelompok


A.  Pengertian Konseling Kelompok menurut Ahli

1.    Rochman Natawijaya, 1987:14
Konseling kelompok adalah suatu upaya bantuan kepada individu dalam suasana kelompok yang bersifat pencegahan dan penyembuhan, dan diarahkan kepada pemberian kemudahan dalam rangka perkembangan dan pertumbuhannya.
2.    Menurut Asew, 1990
Konseling kelompok adalah sebagai suatu praktek profesional yang luas, yang mengarahkan kepada pemberian bantuan atau penyelesaian tugas-tugas dalam suatu adegan (setting)  kelompok.
3.    Menurut Gazda, 1967
Konseling kelompok adalah suatu proses antar pribadi yang dinamis yang terpusat pada pemikiran dan perilaku yang sadar dan melibatkan fungsi-fungsi terapi, seperti saling mempercayai, saling memerlukan, saling pengertian, saling mendukung dan menerima.

4.    Gazda, 1984 dan Shertzer & Stone, 1980
Konseling kelompok adalah suatu proses  antar pribadi yang dinamis yang terpusat pada pemikiran dan prilaku yang disadari.
5.    Prayitno, 1999 : 115-120
Konseling kelompok adalah suatu layanan bimbingan dan kelompok konseling yang memungkinkan peserta  didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan dan pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok.
6.    Achmad Juntika
Konseling kelompok adalah adalah layanan konseling perorangan yang dilaksanakan di dalam konseling kelompok, siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok.
7.    Allson
Konseling kelompok adalah layanan yang membantu peserta didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi dalam suasana kelompok.
8.    Menurut Sukamto
Konseling kelompok adalah pelayanan pengembangan pribadi dan pemecahan masalah dalam sebuah diskusi kelompok yang mementingkan pemenuhan kebutuhan dan kebahagiaan individu sesuai harkat dan martabatnya.
9.    Erman Amti
Konseling kelompok adalah kegiatan dinamika kelompok yang membantu tercapainya perkembangan optimal individu sesuai bakat dan kemampuan, sehingga dapat hidup mandiri.
10.   Dr. Thantawy R, M.A. : 2005
Konseling Kelompok merupakan hubungan interpersonal yang dinamis antara konselor dan konseli dan antar konseli, interaksi dalam kelompok memungkinkan anggota kelompok untuk belajar menghadapi kenyataan hidup dan meningkatkan pengertian saling percaya, penerimaan nilai-nilai kehidupan, cita-cita, tujuan serta sikap atau tingkah laku yang digunakan oleh lingkungan sosial tertentu.
11.  Menurut Heru Mugiarso (2007) konseling kelompok merupakan layanan konseling yang diselenggarakan dalam suasana kelompok. Materi umum layanan konseling kelompok diselenggarakan dalam kelompok yang memanfaatkan dinamika kelompok yang meliputi segenap bidang bimbingan. Masalah tersebut dilayani melalui pembahasan yang intensif oleh seluruh anggota kelompok.
12.  Menurut Dewa Ketut Sukardi (2003) konseling kelompok merupakan konseling yang di selenggarakan dalam kelompok, dengan memanfaatkan dinamika kelompok yang terjdi di dalam kelompok itu. Masalah-masalah yang dibahas merupakan masalah perorangan yang muncul di dalam kelompok itu, yang meliputi berbagai masalah dalam segenap bidang  bimbingan (bidang bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karir).
13.  Menurut Tatik Romlah (2001) konseling kelompok adalah upaya untuk membantu individu agar dapat menjalani perkembangannya dengan lebih lancar, upaya itu bersifat pencegahan serta perbaikan agar individu yang bersangkutan dapat menjalani perkembangannya dengan lebih mudah.
14.  Corey & Corey (2006) menjelaskan bahwa seorang ahli dalam konseling kelompok mencoba membantu peserta untuk menyelesaikan kembali permasalahan hidup yang umum dan sulit seperti: permasalahan pribadi, sosial, belajar/akademik, dan karir. Konseling kelompok lebih memberikan perhatian secara umum pada permasalahan-permasalahan jangka pendek dan tidak terlalu memberikan perhatian pada treatmen gangguan perilaku dan psikologis. Konseling kelompok memfokuskan diri pada proses interpersonal dan strategi penyelesaian masalah yang berkaitan dengan pemikiran, perasaan, dan perilaku yang disadari. Metode yang digunakan adalah dukungan dan umpan balik interaktif dalam sebuah kerangka berpikir here and now (di sini dan saat ini).
15.  Latipun (2001:147) konseling kelompok (group counceling) merupakan salah satu bentuk konseling dengan memanfaatkan kelompok untuk membantu, member umpan balik (feed back) dan pengalaman belajar. Konseling kelompok dalam prosesnya menggunakan prinsip-prinsip dinamika kelompok.
B.       Tujuan Konseling Kelompok
a.    Menurut Mungin Eddy Wibowo, (2005:20). Tujuan yang ingin dicapai dalam konseling kelompok, yaitu pengembangan pribadi, pembahasan dan pemecahan masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok, agar terhindar dari masalah dan masalah terselesaikan dengan cepat melalui bantuan anggota kelompok yang lain.
b.    Menurut Dewa Ketut Sukardi, (2002:49).Tujuan konseling kelompok meliputi:
a)  Melatih anggota kelompok agar berani berbicara dengan orang banyak
b)  Melatih anggota kelompok dapat bertenggang rasa terhadap teman sebayanya
c)  Dapat mengembangkan bakat dan minat masing-masing anggota kelompok
d)  Mengentaskan permasalahan – permasalahan kelompok.
c.    Menurut Prayitno, (1997:80). Konseling kelompok memungkinkan siswa memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok.
C.           Asas Konseling Kelompok
Dalam kegiatan konseling kelompok terdapat sejumlah aturan ataupun asas-asas yang harus diperhatikan oleh para anggota, asas-asas tersebut yaitu:
1)  Asas kerahasiaan
Asas kerahasiaan ini memegang peranan penting dalam konseling kelompok karena masalah yang dibahas dalam konseling kelompok bersifat pribadi, maka setiap anggota kelompok diharapkan bersedia menjaga semua (pembicaraan ataupun tindakan) yang ada dalam kegiatan konseling kelompok dan tidak layak diketahui oleh orang lain selain orang-orang yang mengikuti kegiatan konseling kelompok .
2)  Asas Kesukarelaan
Kehadiran, pendapat, usulan, ataupun tanggapan dari anggota kelompok harus bersifat sukarela, tanpa paksaan.
3)  Asas keterbukaan
Keterbukaan dari anggota kelompok sangat diperlukan sekali. Karena jika ketrbukaan ini tidak muncul maka akan terdapat keragu-raguan atau kekhawatiran dari anggota.
4)  Asas kegiatan
Hasil  layanan konseling kelompok tidak akan berarti bila klien yang dibimbing tidak melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan– tujuan bimbingan. Pemimpin kelompok hendaknya menimbulkan suasana agar klien yang dibimbing mampu menyelenggarakan kegiatan yang dimaksud dalam penyelesaian masalah
5)  Asas kenormatifan
Dalam kegiatan konseling kelompok, setiap anggota harus dapat menghargai pendapat orang lain, jika ada yang ingin mengeluarkan pendapat maka anggota yang lain harus mempersilahkannya terlebih dahulu atau dengan kata lain tidak ada yang berebut.
6)  Asas kekinian
Masalah yag dibahas dalam kegiatan konseling kelompok harus bersifat sekarang. Maksudnya, masalah yang dibahas adalah masalah yang saat ini sedang dialami yang mendesak, yang mengganggu keefektifan kehidupan sehari-hari, yang membutuhkan penyelesaian segera, bukan masalah dua tahun yang lalu ataupun masalah waktu kecil.

D.  Komponen-Komponen Konseling Kelompok
a.       Pimpinan layanan konseling kelompok
            Pemimpin kelompak merupakan komponen yang penting dalam kegiatan konseling kelompok. Dalam hal ini pemimpin bukan saja mengarahkan prilaku anggota sesuai dengan kebutuhan melainkan juga harus tanggap terhadap segala perubahan yang berkembang dalam kelompok tersebut. Dalam hal ini menyangkut adanya peranan pemimpin konseling kelompok, serta fungsi pemimpin kelompok.
Adapun peranan pemimpin konseling kelompok menurut Prayitno (dalam Mahfuzoh, 2005:31) adalah sebagai berikut;  Pemimpin konseling kelompok dapat memberi bantuan, pengarahan, ataupun campur tangan terhadap kegiatan konseling kelompok; Pemimpin konseling kelompok memusatkan perhatian pada suasana perasaan yang berkembang dalam konseling kelompok itu baik perasaan anggota tertentu atau keseluruhan anggota; Jika anggota itu kurang menjutrus kearah yang dimaksudkan maka pemimpin konseling kelompok perlu memberikan arah yang dimaksudkanl; Pemimpin konseling kelompok juga memberikan tanggapan (umpan balik) tentang hal yang terjadi dalam konseling kelompok baik yang bersifat isi maupun proses kegiatan konseling kelompok; Pemimpin konseling kelompok diharapkan mampu mengatur jalannya “lalu lintas” kegiatan konseling kelompok; Sifat kerahasiaan dari kegiatan konseling kelompok itu dengan segenap isi dan kejadian-kejadian yang timbul di dalamnya juga menjadi tanggung jawab pemimpin konseling kelompok.
b.      Anggota layanan konseling kelompok
            Keanggotaan merupakan unsur pokok dalam proses kehidupan konseling kelompok, dapat dikatakan bahwa tidak ada anggota yang tidak mungkin ada sebuah kelompok. Untuk keanggotaan konseling kelompok yang ideal adalah 6 orang meskipun pada umumnya anggota berjumlah antara 4-10 orang (Wibowo, 2005:18). Kegiatan atau kehidupan konseling kelompok itu sebagian besar dirasakan atas peranan anggotanya. Adapun peranan anggota konseling kelompok menurut Prayitno (dalam Mahfudzon, 2005:26) antara lain; membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antara anggora konseling kelompok; Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri kegiatan konseling kelompok; Berusaha yang dilakukan itu membantu tercapainya tujuan bersama; Membantu tersausunnya aturan konseling kelompok dan berusaha memenuhinya dengan baik; Benar-benar berusaha secara efektif ikut serta dalam seluruh kegiatan konseling kelompok.
Dengan adanya hal tersebut maka tanggung jawab anggota dalam kegiatan proses layanan konseling kelompok dapat meliputi: menghindari pertemuan secara teratur, menepati waktu, mengambil resiko akibat dari proses kolompok, bersedia berbicara mengenai diri sendiri, memberikan balikan kepada anggota konseling kelompok lain dan memelihara kerahasiaan.
c.       Dinamika layanan konseling kelompok
Dinamika layanan konseling kelompok adalah suasana konseling kelompok yang hidup, ditandai oleh semangat bekerja sama antar anggota konseling kelompok untuk mencapai tujuan konseling kelompok. Dalam suasana seperti ini anggota konseling kelompok menampilkan dan membuka diri serta memberi sumbangan bagi suksesnya kegiatan konseling kelompok Prayitno (dalam Mahfudzon, 2005:33) mengemukakan secara khusus dinamika layanan konseling kelompok dapat dimanfaatkan untuk pemecahan masalah pribadi para anggota konseling kelompok yaitu apabila interaksi dalam konseling kelompok itu difokuskan pada pemecahan masalah pribadi yang dimaksudkan. Melalui dinamika layanan konseling kelompok yang berkembang masing-masing anggota konseling kelompok akan menyumbang baik langsung maupun tidak langsung proses pemecahan masalah pribadi tersebut. Kehidupan konseling kelompok akan menentukan arah dan gerak pencapaian tujuan layanan konseling kelompok.
Layanan konseling kelompok memanfaatkan dinamika konseling kelompok sebagai media untuk membimbing anggota konseling kelompok dalam mencapai tujuan. Media dinamika layanan konseling kelompok ini adalah unik dan hanya ditemukan dalam suatu konseling kelompok yang benar-benar hidup. Konseling kelompok yang hidup adalah konseling kelompok yang dinamis, bergerak dan aktif berfungsi untuk memenuhi suatu kebutuhan dan mencapai suatu tujuan.
E.  Tahapan Konseling Kelompok
Dalam pelaksanaan konseling kelompok Prayitno (1987) membagi kegiatan menjadi 4 tahap yaitu:
1)      Tahap I
Tahap ini dinamakan tahap pembentukan, dimana anggota kelompok saling memperkenalkan diri dan juga mengungkapkan tujuan kegiatan konseling kelompok yang ingin dicapai. Tahap ini ditandai dengan terlibatnya anggota dalam kegiatan kelompok.

2)      Tahap II
Tahap ini dinamakan tahap peralihan. Pada tahap peralihan biasanya diwarnai dengan suasana ketidakseimbangan dalam diri masing-masing anggota kelompok. Tahap ini merupakan jembatan antara tahap pertama dengan tahap berikutnya. Oleh karena itu, apabila tahap peralihan dapat dilalui dengan baik, maka diharapkan tahap-tahap berikutnya akan dapat juga berjalan dengan baik.
3)      Tahap III
Tahap ini dinamakan tahap kegiatan. Tahap ini merupakan kehidupan yang sebenarnya dari kelompok. Kegiatan kelompok pada tahap ini tergantung pada hasil dari dua tahap sebelumnya. Jika tahap-tahap sebelumnya berhasil baik, maka tahap ketiga ini akan berlangsung dengan lancar dan pemimpin kelompok mungkin sudah bisa lebih santai dan membiarkan anggota kelompok melakukan kegiatan tanpa banyak campur tangan dari pimpinan kelompok.
4)      Tahap IV
Tahap ini dinamakan tahap pengakhiran. Berkenaan dengan pengakhiran kegiatan kelompok, pokok perhatian hendaknya lebih ditujukan kepada hasil yang telah dicapai oleh kelompok itu ketika menghentikan pertemuan. Kegiatan kelompok sebelumnya dan hasil-hasil yang dicapai sebaiknya mendorong kelompok tersebut untuk terus melakukan kegiatan sehingga tujuan bersama tercapai penuh. Dalam hal ini anggota kelompok yang menetapkan sendiri kapan kelompok itu akan bertemu. Ketika kelompok memasuki tahap pengakhiran kegiatan kelompok dipusatkan pada pembahasan-pembahasan dan penjelajahan tentang apakah para anggota kelompok akan mampu menerapkan hal-hal yang telah mereka pelajari pada kehidupan sehari-hari. Yang lebih penting lagi adalah bahwa pada akhir kegiatan para anggota kelompok benar-benar telah memetik sesuatu hasil yang berharga dari kegiatan yang diikutinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar